Sebanyak 5 item atau buku ditemukan

Buat Apa Shalat?!

SHALAT, secara harfiah, berarti doa. Dalam konteks ini, yang dimaksud shalat adalah doa yang disampaikan dengan tata cara?syarat dan rukun?yang khas dalam bentuk bacaanbacaan dan gerakan-gerakan tertentu.ÿ Dalam bahasa syariah, inilah yang disebut dengan ash-shalawƒt al-qƒ?imah (shalat-shalat yang didirikan), terdiri atas shalat wajib 5 waktu dan berbagai shalat sunnah. Kata ?shalat? juga memiliki akar kata yang sama dan memiliki hubungan makna dengan kata ?shilah?, yang bermakna ?hubungan?. (Contohnya, ?shilah alrahim? bermakna ?silaturahmi? atau ?hubungan kasih-sayang?.) Dalam kaitannya dengan kata ?shilah? ini, shalat bermakna medium hubungan manusia dengan Allah Swt.ÿ Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ?shalat adalah mi?rƒj-nya orang-orang beriman?. Dengan kata lain, sebagaimana Rasulullah bertemu dengan Allah Swt. ketika ber-mi?rƒj, orang beriman (dapat) bertemu dengan-Nya melalui shalat. [Mizan, Gratis, Free, Islam, Indonesia]

SHALAT, secara harfiah, berarti doa.

Islam Tuhan Islam Manusia

Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa agama berasal dari Tuhan. Tapi, agama juga mengambil bentuk sebagai agama manusia, segera setelah ia berpindah dari khazanah ketuhanan kepada wilayah kemanusiaan. Artinya, manusia tidak pernah bisa bicara tentang agama kecuali dalam konteks manusia. Menyadari hal itu, maka seorang penganut agama mestinya tidak terkejut dan gagap untuk menerima kenyataan bahwa di kalangan agama yang sama terdapat begitu banyak perbedaan pendapat. Selain itu agama diturunkan oleh Tuhan untuk manusia. Artinya, adalah suatu kesalahan jika kita mengembangkan pemahaman atas agama yang dilepaskan dari kebutuhan manusia. Karena itu, sudah sewajarnya agama ditafsirkan sejalan dengan kepentingan perkembangan manusia dari zaman ke zaman. Tanpa itu semua, agama akan kehilangan relevansinya dan tak lagi memiliki dampak bagi kehidupan umat manusia. Tulisan-tulisan yang dirangkum dalam buku ini berbicara tentang tafsir agama dan bagaimana tafsir agama bisa diupayakan menjawab kebutuhan manusia, di zaman yang di dalamnya kita sekarang berada. [Mizan, Al-Mizan Publishing, Islam, Agama, Indonesia]

Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa agama berasal dari Tuhan.

Buku Saku Tasawuf

Sekurangnya selama dua dekade--di negeri-negeri maju bahkan sejak setengah abad--yang lalu, kita menyaksikan kembalinya spiritualisme atau mistisisme ke dalam kehidupan manusia modern. Demikian pula halnya dengan spiritualisme Islam, yakni tasawuf. Keberhasilan peradaban modern dalam memenuhi tuntutan kemakmuran hidup ternyata justru menggarisbawahi dahaga orang pada spiritualisme. Tapi, kenyataan ini tak lantas menghapus kesan di benak banyak orang bahwa tasawuf terkait erat dengan irasionalitas, klenik, bid'ah (mengada-adakan--dan mempersulit--hal-hal yang tak ada dalam sistem kepercayaan Islam), bahkan syirik. Harus diakui bahwa tuduhan-tuduhan itu, meskipun terkadang berlebihan dan bersifat pukul rata, bukannya sama sekali tak punya alasan. Maka, buku kecil ini memiliki fungsi ganda. Pertama, memaparkan tasawuf secara proporsional, ringkas, populer, dan mudah dipahami, tetapi sedapat mungkin juga cukup komprehensif dan tidak dangkal. Kedua, mempromosikan sejenis tasawuf positif--sebagai lawan tasawuf negatif atau eksesif--yang sejalan dengan prinsip tauhid, akhlak Islam, rasionalitas, sikap proporsional terhadap kehiduapn duniawi, dan juga penghargaan terhadap sains. Meskipun ringkas dan populer, pembaca akan mendapati pandangan-pandangan segar yang tak segera bisa didapat dari buku-buku sejenis yang lebih berat. Dengan membaca buku ini, Anda diharapkan dapat mengetahui: * Makna tasawuf * Manfaat bertasawuf * Sejarah aliran-aliran tasawuf * Konsep-konsep kunci tasawuf, khususnya zuhud * Perbedaan tasawuf positif dan tasawuf negatif atau eksesif * Tasawuf dan rasionalitas. Sebuah buku saku yang mencerahkan tentang soal penting dan pelik dengan gaya penyampaian yang simpel dan mengalir. [Mizan, Haidar Bagir, Tasawuf, Sufi, Islam, Indonesia]

Meski pada hakikatnya sumber ungkapan itu sah, ia keluar dalam bentuk
ungkapan kebahasaan yang berlebihan.1 Ada ... Misalnya, konsep-konsep Ibn '
Arabî tentang wahdah al-wujûd.2 Atau ungkapan-ungkapan emosional Rabi'ah
dan ...

Buku Saku Filsafat islam

Segera setelah kata ''filsafat'' disebut, terbayanglah permainan kata-kata sulit yang ruwet--kadang-kadang absurd dan mengada-ada--hanya untuk berbicara tentang soal-soal yang tidak jelas kegunaannya. Paling bagus, orang akan menganggapnya sebagai ''ilmu tinggi'' yang hanya dipahami oleh segelintir orang yang memiliki selera agak aneh. Padahal, kenyataannya, filsafat adalah ibu kandung perkembangan paradigma atau pandangan dunia yang -- disadari atau tidak--selalu mendasari perkembangan ilmu-ilmu. Di dalam filsafatlah konsep-konsep seperti Tuhan, keadilan, kebebasan, kebahagiaan, dan berbagai konsep lain yang sentral bagi kehidupan manusia diperbincangkan dan dirumuskan. Tidak terkecuali dalam peradaban Islam. Pernah ada masa ketika para ahli fiqih, tafsir, ilmu kalam, dan ilmuwan Muslim adalah sekaligus filosof. Dan perkembangan ilmu-ilmu Islam memiliki basis yang kuat dalam filsafat. Tapi, bukan hanya terasingkan, filsafat sempat dianggap sebagai ''anak haram'' yang menjadi sasaran sumpah serapah. Maka, terkesan bahwa peradaban Islam mengalami kemandekan. Buku ini berusaha menyampaikan berbagai aspek filsafat Islam secara proporsional, ringkas, populer, dan mudah dipahami, tetapi sedapat mungkin juga cukup komprehensif dan tidak dangkal. Pembaca juga akan mendapati pandangan-pandangan segar yang tak segera bisa didapat dari buku-buku sejenis yang jauh lebih berat. Dengan membaca buku ini, Anda diharapkan dapat mengetahui: - Apa itu filsafat Islam - Kegunaan filsafat Islam - Sejarah dan aliran-aliran dalam filsafat Islam - Konsep-konsep kunci dalam filsafat Islam - Filsafat politik dan filsafat etika. [Mizan, Filsafat, Islam, Indonesia, Haidar Bagir, Indonesia]

Tidak mungkin terdapat sumber cahaya tanpa adanya cahaya. Begitu pun
sebaliknya. Hal ini lebih tegas lagi menggambarkan kaitan alam semesta dan
Tuhan. Kedua, konsep cahaya lebih memungkinkan penggambaran konsep
kedekatan ...