Sebanyak 6 item atau buku ditemukan

Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam

Buku ini berawal dari paper yang penulis siapkan untuk memberi matakuliah filsafat ilmu, filsafat Islam dan filsafat pendidikan Islam, serta isu-isu kontemporer dalam pendidikan Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Pascasarjana UIN Walisongo Semarang. Penulis sangat berterima kasih kepada Bapak Rektor UIN Walisongo Semarang atas dukungan dana untuk penulisan bahan ajar matakuliahÊ filsafat pendidikan Islam, dan juga dukungan dana untuk melakukan post doctoral research di Marmara University Istanbul Turki, dan Nagoya University Jepang, sehingga penulis dapat memperoleh buku-buku referensi yang relevan dengan bidang kajian filsafat pendidikan Islam, sehingga buku ini bisa terwujud dalam format yang lebih sistematis dan isi yang lebih berbobot dan memiliki sudut pandang yang berbeda dengan bukubuku filsafat pendidikan Islam yang sudah ada. *** Persembahan penerbit Kencana (PrenadaMedia)

Bidang Syari'ah dan peradaban, dan bidang bahasa dan sastra Islam dengan berbagai cabangnya, merupakan garapan fakultas Adab. 4. Bidang Pendidikan Islam dan berbagai cabangnya adalah wilayah garapan fakultas Tarbiyah dan 5.

Filsafat Pendidikan Islam (Landasan Filosofis Keilmuan dan Dimensi Spiritual)

Buku ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya, para pendidik, para pemerhati pendidikan Islam dan pembaca sekalian, semoga dapat menjadi pedoman teoretis dan praktis dalam melaksanakan pendidikan.Buku ini berisikan berbagai ulasan yang berkenaan dengan hal-hal :Landasan filosofis keilmuan Filsafat Pendidikan Islam; landasan ontologi mempertanyakan hakekat dari Filsafat Pendidikan Islam, pasal ini membahas pengertian dan ruang lingkup Filsafat Penddikan Islam. Landasan Epistemologi membahas bagaimana bangunan teori Filsafat Pendidikan Islam, pasal ini membahas sumber, pendekatan dan metode dalam studi Filsafat Pendidikan Islam. Landasan aksiologi mempertanyakan kegunaan Filsafat Pendidikan Islam, pasal ini membahas urgensi dan fungsi Filsafat Pendidikan Islam dan perbandingan antara Filsafat Pendidikan Islam dengan Filsafat Pendidikan Barat

Buku ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya, para pendidik, para pemerhati pendidikan Islam dan pembaca sekalian, semoga dapat menjadi pedoman teoretis dan praktis dalam melaksanakan ...

Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam, kalau dipisah urutan kata per kata, maka masing-masing memiliki pengertian yang berbeda-beda. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan jawaban atau pemecahan terhadapnya telah menimbulkan teori-teori dan sistem pemikiran (isme), oleh karena itu filsafat dimulai oleh rasa heran, bertanya dan memikirkan tentang asumsi-asumsi kita yang fundamental (mendasar). Adapun pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan Islam adalah sebuah agama samawi yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kepada menusia dengan pengutusan Nabi Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa Salam untuk kebahagian umat manusia di dunia dan akhereta. Sehingga Islam sebagai agama adalah jalan hidup, pandangan hidup, dan nilai-nilai yang dipegang oleh umatnya. Menurut Islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang. Tetapi, kalau lah disatukan ke tiga kata tersebut, Filsafat Pendidikan Islam, maka ia menjadi sebuah objek pembahasan ilmu dan pengetahuan, yang memiliki definisi tersendiri. Yaitu, sesuatu disiplin ilmu yang mengkajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder.

Organisasi Muhammadiyahnya yang didirikannya telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni bagi bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi Masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam 3.

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Kajian Tokoh-Tokoh Pemikiran Islam

Pendidikan dan kehidupan manusia merupakan dua hal identik yang tak bisa dipisahkan diantara satu sama lain, di ibaratkan sama dengan dua mata pisau yang saling membutuhkan. Hubungan keduanya ibarat tubuh dengan jiwa manusia, jiwa berpotensi menggerakkan tubuh, sementra kehidupan manusia digerakkan oleh “bandul” pendidikan menuju tujuan hidup yang didambakan. Dengan pendidikan, manusia memperoleh wawasan pengetahuan dari mana asal usul kehidupan dan kemana tujuan hidup manusia itu sendiri, serta juga dapat kejelasan orientasi kehidupannya. Tanpa pendidikan, bisa dipastikan manusia akan kehilangan ruh penggerak-penggerak kehidupannya, ibarat kapal sedang berlayar tanpa kompas. Namun kenyataannya sehari-hari pendidikan di negeri berkembang seperti indonesia ini masih jauh dari harapan dan bahkan subtansinya tercabut akarnya yang seyogyanya memanusiakan manusia. Terbukti output pendidikan kita banyak yang berpibadi kerdil, gagap dan buta dalam melakoni hidup, bingung dan kaku dalam bersikap, ceroboh dalam bertindak, bruntal dan nakal dalam bergaul, suka tawuran, terlibat seks bebas dan bahkan terjerat narkoba. Krisis inilah yang kemudian memanjangkan bangsa kita dalam kata panutan di segala bidang, multidimensi. Bayangkan dari fenomena tersebut, semoga kiranya buku ini layak untuk dijadikan sebagai sala satu solusinya. Buku ini membahas persoalan kehidupan manusia sebagai hamba Allah SWT.

yang bersumber atau berlandaskan pada ajaran agama Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan ... radikal, sistematis, dan metodologis untuk memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pendidikan Islam. .3 'Abd Al-Rahman ...

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dalam kehidupan kita dewasa ini, tampaknya kita sudah terlalu sering mendengar adanya pejabat atau orang yang berkedudukan berprilaku menyimpang. Entah itu perilaku a moral maupun tindakan kriminal (seperti korupsi, kolusi dan nepotisme). Yang membuat ironi adalah di belakang nama mereka tidak jarang tersemat, gelar yang begitu panjang. Dari gelar sarjana strata satu bahkan hingga guru besar. Yang teranyar adalah ada kasus seorang guru besar tertangkap tangan sedang pesta sabu di Makassar pada penghujung tahun 2014 silam. Yang membuat ironi adalah, mengapa faktor pendidikan tidak berbanding lurus dengan perilaku seseorang? Ironi tersebut memang patut dipertanyakan. Sebab memang kenyataannya faktor pendidikan justru berbanding terbalik dengan perilaku seseorang. Tapi tentu saja kita tidak boleh apriori, sebab toh tidak sedikit orang yang berpendidikan namun juga mempunyai perilaku bermoral dan sesuai aturan. Namun banyaknya kasus yang menimpa orang-orang yang berpendidikan, patut mempertanyakan ironisme tersebut. Ibarat pepatah, “nila setitik, rusak susu sebelanga.” Meskipun kasus-kasus a moral dan menyimpang dari orang yang berpendidikan lebih sedikit daripada yang berprilaku bermoral dan sesuai aturan, hal ini cukup menjadi alasan mempertanyakan bagaimana peran pendidikan dalam kehidupan seseorang. Pendidikan, khususnya pendidikan Islam, sudah selayaknya tidak hanya bersifat formalitas. Jika pendidikan Islam hanya bersifat formalitas, maka yang terjadi adalah pendidikan tersebut tidak mampu mewarnai kehidupan seseorang. Buku ini setidaknya mengajak kepada pembaca untuk menjadikan pendidikan Islam tidak saja sebagai alat untuk menciptakan generasi yang beriman dan bertakwa namun juga menjadi gaya hidup seseorang maupun masyarakat. Hal ini dapat dicapai apabila pendidik dan peserta didik dapat mengetahui apa hakikat pendidikan Islam tersebut. Pengetahuan tentang hakikat inilah sesungguhnya yang menjadi pokok bahasan Filsafat Pendidikan Islam dalam buku ini. Sebagaimana diungkapkan penulis, Filsafat Pendidikan Islam memiliki maksud pada kajian pemikiran-pemikiran yang rasional, mendalam, sistematis, universal, dan spekulasi tentang pendidikan berdasarkan tuntunan ajaran Islam. Filsafat sendiri sebetulnya bukan barang aneh dalam Islam, meskipun sebagian besar umat Islam merasa khawatir dengan melekatnya istilah “filsafat” dalam kajian Islam. Kekhawatiran tersebut muncul karena filsafat dianggap dekonstruktif terhadap tatanan norma yang sudah mapan dalam Islam. Kekhawatiran ini sebenarnya tidak cukup beralasan, sebab dengan berfilsafat kita akan mengetahui hakikat yang tersimpan dalam suatu entitas keilmuan. Dengan berfilsafat kita akan dapat bertanya secara kritis dan akhirnya dapat menemukan jawaban yang esensial. Lebih dari itu, dalam al-Qur’an dan Hadits sesungguhnya telah mengisyaratkan umat Islam untuk berfilsafat. Sekiranya filsafat itu dimaksudkan sebagai usaha untuk mempelajari hubungan di antara manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam semesta, serta manusia dengan Tuhan, maka kita akan menjumpai pembahasan filsafat dalam al-Quran. Dalam ayat-ayat al-Qur’an yang dimaksud, banyak sekali ajakan kepada umat Islam untuk menggunakan akal pikirannya. Ajakan ini tidak lain adalah anjuran untuk berfilsafat itu sendiri. Bahkan di dalam Hadits, juga sangat lekat mengenai anjuran untuk berfilsafat ini. Seperti ada Hadits Nabi yang berbunyi, “ambillah hikmah (filsafat) darimana datangnya”; “agama itu adalah akal, barangsiapa yang tidak berakal maka ia tidak bisa beragama”; “tuntutlah ilmu walaupun ke negeri China”, dan lain-lain. Jadi, filsafat dalam Islam sesungguhnya bukan suatu hal yang aneh namun justru dianjurkan. Akhirnya, buku ini pada dasarnya mengajak kepada para pembaca sekalian untuk mengetahui hakikat pendidikan Islam. Islam yang mempunyai ajaran moral yang begitu mulia, sudah selayaknya dapat ditransfer kepada setiap peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Namun dalam proses pembelajaran tersebut, harus diketahui hingga esensi ataupun hakikatnya. Sehingga tujuan pendidikan Islam agar terbentuknya kepribadian yang utama berdasarkan pada nilai-nilai dan ukuran ajaran Islam dapat terwujud dengan baik. Selamat membaca!

Sebagaimana diungkapkan penulis, Filsafat Pendidikan Islam memiliki maksud pada kajian pemikiran-pemikiran yang rasional, mendalam, sistematis, universal, dan spekulasi tentang pendidikan berdasarkan tuntunan ajaran Islam.