Sebanyak 1 item atau buku ditemukan

Pendidikan Agama Islam untuk Difabel

Keberhasilan dalam pengasuhan terhadap anak tunanetra tidak terlepas dari pola asuh yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai Islam kepada anak memerlukan keterampilan khusus disertai kesabaran dan ketelatenan. Buku ini mendeskripsikan pendidikan agama Islam (PAI) untuk difabel dengan model pengasuhan di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo. Teori pengasuhan anak Diana Baumrind dan teori pendidikan anak dalam Islam oleh Abdullah Nashih Ulwan digunakan untuk menganalisis praktik pendidikan agama Islam untuk pengasuhan anak tunanetra di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo. Hasil analisis menunjukkan suatu penegasan sekaligus kritik dan memberi solusi terhadap teori pengasuhan anak oleh Diana Baumrind. Penelitian ini juga menguatkan teori pendidikan anak dalam Islam oleh Abdullah Nashih Ulwan sehingga meneguhkan temuan model pengasuhan anak. Penelitian menyimpulkan bahwa model pengasuhan yang diterapkan oleh pengasuh di dalam panti asuhan tunanetra lebih didominasi oleh model pengasuhan authoritative daripada model pengasuhan permissive dan authoritarian. Pengasuhan authoritative cukup efektif menghasilkan output dengan prestasi yang membanggakan, kemandirian, serta mengedepankan aspek religiusitas. Pengasuhan di panti tunanetra menggunakan beberapa metode, instrumen, prinsip-prinsip seperti prinsip kasih sayang, disiplin, kemandirian, dan menerapkan nilai-nilai spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa anak difabel (tunanetra) yang diasuh dengan menggunakan model authoritative akan menjadi lebih baik. Model pengasuhan authoritarian yang dikonotasikan negatif dan mengakibatkan hasil output yang buruk, ternyata dapat memotivasi anak tunanetra lain yang memiliki dasar kemampuan yang lebih. Penulis mengusulkan dua proposisi: Pertama, model pengasuhan authoritarian di satu sisi berdampak pada turunnya kepercayaan diri dan mentalitas anak, tetapi di sisi lain memacu motivasi anak tunanetra. Kedua, Pola asuh anak tunanetra akan berhasil secara optimal jika yang menjadi patokan adalah fleksibilitas kontrol dan responsivitas pengasuh, bukan pada pola pengasuhannya. Selanjutnya penulis menawarkan suatu model pengasuhan flexibility and adaptability of Islamic parenting style.

Buku ini mendeskripsikan pendidikan agama Islam (PAI) untuk difabel dengan model pengasuhan di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo.