Sebanyak 1 item atau buku ditemukan

KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KEBUDAYAAN DAN GERAKAN SOSIAL

A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam, khususnya Pendidikan Agama Islam yang ada di masyarakat saat ini secara umum masih kehilangan konteks kemasyarakatan. Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan melalui ceramah-ceramah keagamaan, khutbah jumat, kuliah subuh, pengajian, dan lain sebagainya seharusnya berorientasi pada pengembangan masyarakat. Jika masyarakat diibaratkan sebagai pepohonan, maka yang dimaksud dengan “mengembangkan” di sini artinya Pendidikan Agama Islam seharusnya berfungsi sebagai “pupuk” yang meyuburkan pepohonan tersebut, agar pohon-pohon tersebut dapat tumbuh dengan baik dan bermanfaat. Jadi, tidak perlu mencabut akar pepohonan tersebut dan memindahkannya ke tempat lain. Atau mengganti tanah yang ada dengan tanah yang lain. Fungsi Pendidikan Agama Islam adalah sebagai “pupuk”, yang berfungsi “mengembangkan”, bukan “mengubah”. Berdasarkan pada analogi di atas, maka orientasi yang seharusnya diupayakan dalam Pendidikan Agama Islam adalah “mengembangkan” masyarakat agar tumbuh dengan baik dan Konseptualisasi Pendidikan Agama Islam......| 1 “bermanfaat”. Ada dua kata kunci di sini yang sekaligus problem utama yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu “mengembangkan” dan “bermanfaat”. Prolem pertama dalam pendidikan Agama Islam adalah belum berorientasi pada upaya “mengembangkan” masyarakat. Pendidikan Agama Islam saat ini justru terlihat berupaya “mengubah” masyarakat. “Mengubah” artinya mencabut masyarakat dari akar kebudayaannya dan menggantinya dengan kebudayaan yang lain. Hal ini bisa dilihat dari menguatnya simbolisme agama, seperti penekanan pada pakaian dan asesoris-asesoris keagamaan, seperti baju koko, kopiah, peci, jubah, ataupun tata cara pemanggilan yang mengubah “saudara” menjadi “akhi”, “ayah” menjadi “abi”, “anda” menjadi “anta atau antum” dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu bukan hal buruk. Akan tetapi, sudah tentu hal tersebut bukan merupakan substansi dari agama Islam yang sesungguhnya. Sehingga, penekanan pada hal-hal tersebut justru akan mengaburkan substansi agama Islam yang sesungguhnya sangat luas.

Akan tetapi, sudah tentu hal tersebut bukan merupakan substansi dari agama Islam yang sesungguhnya. Sehingga, penekanan pada hal-hal tersebut justru akan mengaburkan substansi agama Islam yang sesungguhnya sangat luas.