Psikologi Agama : Sebuah Pengantar

Bagaimana kita dapat memahami agama yang begitu kompleks? Agama tentu saja dapat dipelajari dari berbagai pendekatan-Anda boleh memilihnya. Tetapi, dibandingkan dengan pendekatan lain (terutama teologi), pendekatan psikologi adalah yang paling menarik dan manusiawi. Mengapa? Psikologi memperlakukan agama bukan sebagai fenomena langit yang serba sakral dan transenden-biarlah itu menjadi lahan teologi. Ia ingin membaca keberagaman sebagai fenomena yang sepenuhnya manusiawi. Ia menukik ke dalam proses-proses kejiwaan yang mempengaruhi prilaku kita dalam beragama, membuka "topeng-topeng" kita, dan menjawab pertanyaan "mengapa". Psikologi, karena itu, memandang agama sebagai perilaku manusiawi yang melibatkan siapa saja dan di mana saja. Dengan studi kepustakaan yang ekstensif dan analisis yang tajam atas berbagai fenomena keagamaan yang berkembang, buku ini mengawali senarai studi Psikologi Agama yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat. Cendekiawan terkemuka ini mengajak pembaca memahami fenomena keberagaman itu dengan perspektif yang kaya, ilmiah, dan juga manusiawi. Di tangan sang ahli komunikasi, tema yang kompleks tetapi tak pernah kehilangan relevansi dan pesona ini, dapat dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti, segar, dan cerdas. [Mizan, Mizan Pustaka, Agama, Islam, Indonesia]

... secara bertahap, yang menyebabkan lebih banyak persoalan dipandang
secara ilmiah dan tidak lagi secara religius, ... agama perlahanlahan akan
direalokasikan pada penelitian ilmiah, termasuk penelitian tentang agama itu
sendiri.