FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dalam kehidupan kita dewasa ini, tampaknya kita sudah terlalu sering mendengar adanya pejabat atau orang yang berkedudukan berprilaku menyimpang. Entah itu perilaku a moral maupun tindakan kriminal (seperti korupsi, kolusi dan nepotisme). Yang membuat ironi adalah di belakang nama mereka tidak jarang tersemat, gelar yang begitu panjang. Dari gelar sarjana strata satu bahkan hingga guru besar. Yang teranyar adalah ada kasus seorang guru besar tertangkap tangan sedang pesta sabu di Makassar pada penghujung tahun 2014 silam. Yang membuat ironi adalah, mengapa faktor pendidikan tidak berbanding lurus dengan perilaku seseorang? Ironi tersebut memang patut dipertanyakan. Sebab memang kenyataannya faktor pendidikan justru berbanding terbalik dengan perilaku seseorang. Tapi tentu saja kita tidak boleh apriori, sebab toh tidak sedikit orang yang berpendidikan namun juga mempunyai perilaku bermoral dan sesuai aturan. Namun banyaknya kasus yang menimpa orang-orang yang berpendidikan, patut mempertanyakan ironisme tersebut. Ibarat pepatah, “nila setitik, rusak susu sebelanga.” Meskipun kasus-kasus a moral dan menyimpang dari orang yang berpendidikan lebih sedikit daripada yang berprilaku bermoral dan sesuai aturan, hal ini cukup menjadi alasan mempertanyakan bagaimana peran pendidikan dalam kehidupan seseorang. Pendidikan, khususnya pendidikan Islam, sudah selayaknya tidak hanya bersifat formalitas. Jika pendidikan Islam hanya bersifat formalitas, maka yang terjadi adalah pendidikan tersebut tidak mampu mewarnai kehidupan seseorang. Buku ini setidaknya mengajak kepada pembaca untuk menjadikan pendidikan Islam tidak saja sebagai alat untuk menciptakan generasi yang beriman dan bertakwa namun juga menjadi gaya hidup seseorang maupun masyarakat. Hal ini dapat dicapai apabila pendidik dan peserta didik dapat mengetahui apa hakikat pendidikan Islam tersebut. Pengetahuan tentang hakikat inilah sesungguhnya yang menjadi pokok bahasan Filsafat Pendidikan Islam dalam buku ini. Sebagaimana diungkapkan penulis, Filsafat Pendidikan Islam memiliki maksud pada kajian pemikiran-pemikiran yang rasional, mendalam, sistematis, universal, dan spekulasi tentang pendidikan berdasarkan tuntunan ajaran Islam. Filsafat sendiri sebetulnya bukan barang aneh dalam Islam, meskipun sebagian besar umat Islam merasa khawatir dengan melekatnya istilah “filsafat” dalam kajian Islam. Kekhawatiran tersebut muncul karena filsafat dianggap dekonstruktif terhadap tatanan norma yang sudah mapan dalam Islam. Kekhawatiran ini sebenarnya tidak cukup beralasan, sebab dengan berfilsafat kita akan mengetahui hakikat yang tersimpan dalam suatu entitas keilmuan. Dengan berfilsafat kita akan dapat bertanya secara kritis dan akhirnya dapat menemukan jawaban yang esensial. Lebih dari itu, dalam al-Qur’an dan Hadits sesungguhnya telah mengisyaratkan umat Islam untuk berfilsafat. Sekiranya filsafat itu dimaksudkan sebagai usaha untuk mempelajari hubungan di antara manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam semesta, serta manusia dengan Tuhan, maka kita akan menjumpai pembahasan filsafat dalam al-Quran. Dalam ayat-ayat al-Qur’an yang dimaksud, banyak sekali ajakan kepada umat Islam untuk menggunakan akal pikirannya. Ajakan ini tidak lain adalah anjuran untuk berfilsafat itu sendiri. Bahkan di dalam Hadits, juga sangat lekat mengenai anjuran untuk berfilsafat ini. Seperti ada Hadits Nabi yang berbunyi, “ambillah hikmah (filsafat) darimana datangnya”; “agama itu adalah akal, barangsiapa yang tidak berakal maka ia tidak bisa beragama”; “tuntutlah ilmu walaupun ke negeri China”, dan lain-lain. Jadi, filsafat dalam Islam sesungguhnya bukan suatu hal yang aneh namun justru dianjurkan. Akhirnya, buku ini pada dasarnya mengajak kepada para pembaca sekalian untuk mengetahui hakikat pendidikan Islam. Islam yang mempunyai ajaran moral yang begitu mulia, sudah selayaknya dapat ditransfer kepada setiap peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Namun dalam proses pembelajaran tersebut, harus diketahui hingga esensi ataupun hakikatnya. Sehingga tujuan pendidikan Islam agar terbentuknya kepribadian yang utama berdasarkan pada nilai-nilai dan ukuran ajaran Islam dapat terwujud dengan baik. Selamat membaca!

Sebagaimana diungkapkan penulis, Filsafat Pendidikan Islam memiliki maksud pada kajian pemikiran-pemikiran yang rasional, mendalam, sistematis, universal, dan spekulasi tentang pendidikan berdasarkan tuntunan ajaran Islam.