Sebanyak 1 item atau buku ditemukan

Menciptakan pemimpin hebat dengan kode etik dan budaya kerja

Buku yang berjudul “Menciptakan Pemimpin Hebat Dengan Etik dan Budaya Kerja” merupakan buku Manajemen pertama yang ditulis oleh penulis. Keempat buku lain sebelumnya adalah buku – buku Motivator yang lebih berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Buku – buku tersebut adalah “Mutiara Kehidupan Berbalut Salju”, “Jatuh Bangun Meraih Impian”, “Ayahku Jenderal Besarku” dan “Kimiawan Global”. Buku Manajemen pertama ini ditulis atas keprihatinan penulis melihat banyaknya pemimpin perusahaan atau organisasi di tanah air yang terlibat berbagai kasus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Perusahaan atau organisasi yang terlibat, bukan hanya perusahaan kecil atau sedang yang beroperasi hanya di Indonesia. Namun, banyak perusahaan atau organisasi yang sudah “go public” dan wilayah operasinya sudah merambah ke berbagai negara. Padahal perusahaan – perusahaan tersebut sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia untuk mendukung bergeraknya ekonomi nasional melalui sektor riil. Yang memprihatinkan sekali adalah, KKN tersebut didukung oleh sebagian aparatur negara (Pemerintah), yang semestinya menjaga agar jangan terjadi KKN di perusahaan – perusahaan di Indonesia. Mantan Komisioner KPK, Laode M Syarif menuturkan, banyak kasus korupsi yang ditangani KPK berawal dari adanya konflik kepentingan (conflict of interest). “Saya bisa pastikan seluruh kasus korupsi yang ditangani KPK ada unsur konflik kepentingan karena memperkaya diri sendiri dan orang lain, tidak ada terjadi memperkaya diri sendiri kalau kita punya kepentingan di situ”. Padahal, kalau para pemimpin dan aparatur negara mampu bekerja dengan etik kerja yang sudah tertulis dalam pernyataan kode etik perusahaan atau organisasi maka KKN akan bisa dicegah. Menghindari adanya konflik kepentingan adalah salah satu isi kode etik yang penting dalam perusahaan dan organisasi. Budaya kerja yang telah lama dibangun atas dasar nilai – nilai inti (core values) dari para pemimpin dan pekerja perusahaan atau anggota organisasi akhirnya runtuh saat terjadi KKN. Apabila kita melihat kasus – kasus di Amerika Serikat, kita semua masih ingat runtuhnya perusahaan – perusahan ternama di dunia seperti Arthur Andersen, WorldCom, Rite Aid dan yang lainnya pada awal tahun 2000-an. Penyebabnya adalah adanya pelanggaran etik dan budaya kerja, yang tanpa disadari bisa meruntuhkan “kedigdayaan” perusahaan – perusahaan yang demikian hebat di dunia. Krisis ekonomi di Amerika Serikat pada tahun 2008 akibat adanya kasus kredit perumahan yang gagal bayar (default), yaitu subprime mortgage, penyebabnya adalah seputar pelanggaran etik dan budaya kerja. Buku ini ditulis untuk mengingatkan kembali para pemimpin perusahaan atau organisasi untuk senantiasa mematuhi kode etik dan budaya yang sudah ada. Mana yang pantas atau tidak pantas dilakukan dalam menjalankan bisnis bisa tercermin dari kode etik yang dipahami. Hal – hal tersebut sangat penting mengingat “menghalalkan” segala cara demi memenangkan persaingan bisnis adalah sudah menjadi hal yang lumrah saat ini. Etika bisnis saat ini mulai banyak dilupakan. Cukup banyak referensi yang penulis gunakan untuk untuk menulis buku ini. Tulisan – tulisan dari salah satu profesional Human Resources (Sumber Daya Manusia) dari Amerika Serikat, yaitu Susan M. Heathfield telah menjadi paling banyak kontribusinya dalam buku ini. Ada juga profesional Human Resources lainnya seperti Osmond Vitez dan Alan Li. Buku dengan judul “The Moral Muteness of Managers” (pp. 73-88, 1989), karya Frederick Bird and James Waters menjadi salah satu acuan tulisan dalam buku ini. Masih ada lagi, satu buku dari David Ingram, Reviewed by Jayne Thompson, yang berjudul “Examples of Ethics Violations in Business” (Updated March 08, 2019), telah ikut memperkaya isi dari buku ini. Pengalaman kerja penulis di sebuah perusahaan minyak dan gas yang berasal dari Inggris, yaitu BP telah mampu memberikan banyak penjelasan tentang kode etik yang berlaku di perusahaan tersebut. Sebagai sebuah perusahaan minyak dan gas yang beroperasi pada lebih dari 70 negara di dunia, kode etik yang dimilikinya sangat detil dan mampu menjawab segala persoalan etik dalam menjalankan operasinya di belahan dunia ini. Contoh – contoh yang disampaikan juga sangat jelas dan mudah dipahami.

Beberapa pekerja melakukan pekerjaan dengan caranya sendiri yang sebenarnya tidak bisa diterima dalam praktek bisnis. Saat ini di tempat kerja, tuduhan – tuduhan potensial yang berkaitan dengan perlakukan tidak adil, diskriminasi, ...