Sebanyak 59 item atau buku ditemukan

Pendidikan Karakter Islami Bangun Peradaban Umat

Hakekat Pendidikan karakter Islami adalah ikhtiar dalam rangka membentuk pribadi anak-anak pemuda dan orang dewasa agar menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup di atas kaki sendiri mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa serta tanah airnya, bahkan sesama umat manusia. Di dalam Islam, karakter dikenal dengan sebutan “akhlak”, perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu jamak dari “khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku (tabiat) dan adat kebiasaan.[1] Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang, sehingga dari sifat itulah terpancar sikap tingkah laku perbuatan seseorang. Abdullah Salim menyebutkan bahwa akhlak Islami adalah perangkat tata nilai bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seseorang Muslim terhadap dirinya, terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta terhadap alam lingkungannya. Samawi berarti akhlak ini seluruhnya bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan Azali berarti bahwa akhlak Islam tersebut bersifat tetap, tidak berubah walaupun tata nilai atau norma-norma dalam kehidupan masyarakat berubah sesuai dengan perubahan masa dan keadaan [2]. Dalam kehidupan masyarakat tempat kita berinteraksi, sering kita menemukan istilah-istilah yang berkaitan dengan perilaku manusia yaitu; Akhlak, moral, karakter, budi pekerti, adab, etik, mental. Dilihat dari fungsi dan perannya, hubungan dari beberapa istilah ini adalah sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram sehingga sejahtera bathiniah dan lahiriah. Adapun perbedaannya, adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk serta terlihat pula pada sifat dan kawasan pembahasannya.

dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupannya atau berbasis agama Islam. 3. Berbasis Masjid Untuk melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik, Rasulullah SAW telah membuat kebijakan yang sangat penting ...

Transformasi Pendidikan Karakter pada Sekolah Boarding di Era Disruptif

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem internalisasi nilai-nilai karakter yang meliputi komponen moral knowing, moral feeling, dan moral action untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun bangsa dan negara. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial, budaya, tak lepas juga dari era disruptif pada teknologi, era society tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial, budaya serta era di mana yang bersangkutan berada. Artinya, pembangunan karakter serta budaya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, serta kemajuan teknologi di era disruptif ini. Dalam membangun karakter bangsa ada dua karakter yang penulis temukan sebagai substansi dari pendidikan karakter pada peserta didik yaitu karakter “Peduli” dan “Tanggung Jawab”, mesti 18 karakter lainnya juga penting tetapi di era disruptif ini dua karakter tersebut adalah core value yang mesti dibangun pada diri setiap peserta didik. Buku ini akan membahas berbagai konseptual teoritis dan implementasi praktis penguatan pendidikan karakter pada sekolah boarding di era disruptif yang dipaparkan secara jelas dan rinci. Harapannya, hal yang demikian itu dapat menambah pengetahuan, inspirasi kepada para pembaca sebagai basic paradigmatic dalam membangun karakter bangsa.

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem internalisasi nilai-nilai karakter yang meliputi komponen moral knowing, moral feeling, dan moral action untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, ...

Peran Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter

manusia hidup di dunia membutuhkan orang lain. dia tidak dapat hidup sendiri karena itu harus bersosialisasi dengan lingkungannya. namun dalam bersosialisasi sering terjadi kesenjangan yang menyebabkan terganggunya hubungan antar sesama. sebagai contoh pangkat, jabatan, pendidikan bahkan jika diperhatikan lagi meluas ke bentuk fisik seseorang. dan itu terjadi bukan hanya pada orang dewasa melainkan sejak awal sudah mulai tertanam dalam diri seorang anak jika tidak dicegah sejak dini. contohnya ada anak yang tidak mau bergaul dengan temannya yang tidak cantik atau gemuk atau memiliki kekurangan fisik lainnya. bahkan di masa modern ini media sosial turut serta menyokong adanya peningkatan dalam berlomba-lomba menampilkan kecantikan fisik seseorang dengan menawarkan produk-produk kecantikan yang beragam. seharusnya hal ini tidak perdu terjadi jika tidak ada orang yang suka memandang seseorang dari wajah dan fisiknya saja. dan semua itu juga tidak perlu terjadi apabila sejak kecil orang tua dan masyarakat selalu mengajarkan kepada anak-anaknya contoh yang baik dalam memperlukan temannya dengan manusiawi.

manusia hidup di dunia membutuhkan orang lain. dia tidak dapat hidup sendiri karena itu harus bersosialisasi dengan lingkungannya. namun dalam bersosialisasi sering terjadi kesenjangan yang menyebabkan terganggunya hubungan antar sesama. ...

Progres Pendidikan Karakter Kristen Dari Masa Penciptaan Hingga Abad 21

Sistematika buku Progres Pendidikan Karakter Kristen dari Masa Penciptaan hingga Abad 21 mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan praktis mengenai hal-hal yang penting untuk mengembangkan pendidikan karakter Kristen yang lebih baik. Buku ini terdiri atas 12 Bab yang dibahas secara rinci, di antaranya : Pendidikan Karakter sejak Penciptaan hingga Peristiwa Air Bah, Dalam Zaman Abraham hingga Zaman Yusuf, Pada Masa Perbudakan di Mesir hingga Padang Gurun, Pada Masa Memasuki Tanah Kanaan di Bawah Kepemimpinan Yosua, Pada Zaman Hakim-hakim, Dalam Zaman Raja-raja, Dalam Masa Pembuangan, Dalam Masa Kembali dari Pembuangan, Di Masa Intertestament hingga Masa Tuhan Yesus, Dalam Masa Para Rasul, Pada Abad Pertengahan, dan Pada Abad 21.

Sistematika buku Progres Pendidikan Karakter Kristen dari Masa Penciptaan hingga Abad 21 mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan praktis mengenai hal-hal yang penting untuk mengembangkan pendidikan karakter Kristen yang ...

Pendidikan Karakter Bangsa Dan Bela Negara

Negara sebagai sebuah organisasi sosial, adalah sesuatu yang lahir dan berkembang bersama dengan peradaban manusia. Bangsa Indonesia yang memiliki sejarah, nasionalisme diartikan sebagai suatu kesatuan solidaritas masyarakat yang terbangun oleh perasaan kebersamaan Esdecorb akibat kesediaan saling berkorban dalam waktu yang panjang serta kesediaan untuk melanjutkan di masa kini dan masa depan dengan berlandaskan atas kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita bersama. Nasionalisme dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dikenal sebagai sebuah kata sakti yang mampu membangkitkan kekuatan berjuang melawan penindasan selama beratus-ratus tahun lamanya. Perasaan senasib dan sepenanggungan yang dialami mampu mengalahkan perbedaan etnik, budaya dan agama sehingga lahirlah sejarah pembentukan kebangsaan Indonesia. Dalam gagasan pembangunan bangsa yang berkarakter, pendidikan memiliki fungsi sebagai pemersatu bangsa, penyamaan kesempatan dan pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Negara sebagai sebuah organisasi sosial, adalah sesuatu yang lahir dan berkembang bersama dengan peradaban manusia.

Pendidikan Karakter Di Era Milenial

Pendidikan bukan lagi soal tentang moral dan karakter sebagai tumpuan utama untuk diajarkan kepada seorang anak. Lembaga pendidikan berlomba menonjolkan kurikulum yang dipercaya bisa menciptakan generasi muda super dari usia sedini mungkin. Salah satu yang mengubah pendidikan karakter adalah peran para orang tua yang masing-masing ingin anaknya tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain dengan prestasi yang anak buat. Bila dilihat dari tenaga pendidik jaman sekarang. Guru era milenial sering dituntut dengan ekonomi sehingga membuat dedikasi mengajar sebagai suatu pelayanan menjadi berkurang. Cara mendidik guru era milenial sangat jarang menggunakan pendekatan untuk mengetahui peserta didiknya. Sehingga kebanyakan murid memandang guru hanya sebatas menjalankan suatu kewajiban. Murid datang ke kelas mendengarkan apa yang diterangkan lalu mereka pulang waktu jam pelajaran habis. Interaksi guru-siswa terbatas pada jam sekolah saja. Masyarakat sekarang lebih mengarah ke individualis masing-masing. Mereka hanya ingin tenar dengan apa yang diperoleh dari prestasi anaknya maupun prestasi dirinya sendiri. Interaksi pun semakin personal, diambil contoh satu keluarga yang saling main gadget sendiri-diri. Mereka lebih cenderung berinteraksi dengan orang jauh dibanding dengan orang disekelilingnya. Tentu ini akan berdampak pada pendidikan karakter anak yang semestinya dapat melatih komunikasi kepada orang lain. Bagaimana cara menghormati, cara memiliki rasa empati dan lainnya. Seorang anak yang bertumbuh kembang dalam nuansa tanpa pendidikan karakter, dia akan cenderung merenung dan menyendiri untuk memainkan segala sesuatu yang membuatnya senang tanpa berinteraksi dengan orang lain. Pendidikan Karakter Di Era Milenial ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak*

1 B. Karakteristik Pendidikan Karakter......................................... 3 C. Ciri Akademis yang dapat Pendidikan Karakter..................... 5 D. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ............................................ 6 ...

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus. Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan. Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pemberian pembelajaran seperti keagamaan dan kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal. Buku Pendidikan Karakter ini berisi tentang: Bab 1 Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter Bab 2 Dimensi-Dimensi Karakter Yang Baik Bab 3 Sumber-Sumber Pendidikan Karakter Bab 4 Proses Pembentukan Karakter Bab 5 Pendidikan Karakter Sebagai Pedagogi Bab 6 Budaya Dan Karakter Bangsa Bab 7 Konsep Dasar Masyarakat Berkarakter Bab 8 Tantangan Pembentukan Karakter Bab 9 Pengembangan Sekolah Berkarakter Bab 10 Pengembangan Ruang Kelas Berkarakter Bab 11 Penilaian Otentik Dalam Konteks Penilaian Karakter

Nasionalis Ditunjukkan melalui apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama 3. Integritas Meliputi sikap tanggung jawab, konsistensi tindakan dan perkataan yang ...

Monograf Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter

Sulit ditemukan kesamaan konsep dan visi diantara para guru dalam implementasi pendidikan karakter yang tidak diikuti oleh keberadaan sistem dan kebijakan formal pendidikan karakter. Keberadaan sistem manajemen pendidikan karakter di ...

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS INTEGRATIF MORAL DI PERGURUAN TINGGI

Pendidikan karakter di lingkup satuan pendidikan perguruan tinggi dilaksanakan melalui tridharma perguruan tinggi berbasis karakter (Eva, 2015). Pembentukan karakter mahasiswa sesuai dengan (1) Renstra kementerian pendidikan Nasional mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk seluruh jenjang pendidikan di Indonesia mulai tingkat Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) sampai perguruan Tinggi (PT) dalam sistem pendidikan di Indonesia (Wahyuni, 2014). Konfigurasi karakter ditetapkan berdasarkan empat proses psikososial, yaitu mencakup olah pikir, olah hati, olah raga dan olah rasa/karsa (Zuchdi et al., 2010). (2) Kebijakan nasional pembangunan karakter bangsa untuk mewujudkan penanaman nilai Pancasila, dan mencegah pergeseran nilai bangsa (Alawiyah, 2012), (3) Mencanangkan revolusi karakter bangsa sebagai salah satu program strategis pendidikan di perguruan tinggi yang sesuai kebudayaan bangsa (Ta’dib, 2016). Di dalam Renstra Universitas Muhammadiyah Makassar BAB III tentang kebijakan dan program strategis, salah satu strategi dasarnya adalah Peningkatan akhlakul karimah (Pendidikan Karakter) dengan pengembangan kehidupan kampus yang Islami yang ditandai dengan sikap, pandangan, tata kehidupan masyarakat kampus. Kemudian dituangkan dalam strategi program sampai tahun 2020 yaitu memperkokoh karakter melalui pendidikan nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) (Renstra Unismuh, 2018). Semua itu dilakukan agar mahasiswa memiliki nilai-nilai karakter bangsa dan nilai-nilai Islami. Model integrasi pengembangan pendidikan karakter berbasis moral knowing, moral feeling, moral sinverbal, moral habitus dan moral culture, merupakan pengembangan dari model penanaman nilai-nilai karakter oleh (Lickona, 1991) yaitu integrasi pengetahuan karakter (moral knowing), perasaan tentang karakter (moral feeling) dan perilaku yang berkarakter (moral action), pengembangan model yang ditambahkan adalah moral sinverbal, moral habitus dan moral culture pada level individu atau mahasiswa dan level kelompok atau Universitas, yang dikembangkan dalam aktivitas akademika di perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar sehingga pendidikan karakter bukan hanya dilakukan oleh individu saja namun secara kolektif oleh semua civitas akademika Universitas Muhammadiyah Makassar, pembentukan pribadi yang memiliki karakter positif (Nur et al., 2019).

Pendidikan karakter di lingkup satuan pendidikan perguruan tinggi dilaksanakan melalui tridharma perguruan tinggi berbasis karakter (Eva, 2015).